Selama kepemimpinan bung karno, tiga kali beliau berkunjung ke rusia dalam periode 1956-1964, dibalas kunjungan nikita Khrushchev pada tahun 1957. dalam pemerintahan orde baru, pak harto berkunjung pada tahun 1989 yang meletakkan dasar persahabatan baru. Tiga hari pasca runtunya uni soviet pada tanggal 28 Desember 1991, kedua pemerintah bersepakat untuk tetap melanjutkan persahabatan, bila mungkin ditingkatkan lagi. Kali ini
Tonggak sejarah penting saat megawati pada bulan april 2003 berkunjung ke Rusia. Kali ini
Sahabat lama ini memang mempunyai system perawatan pesawat yang sangat unik dan tidak cocok bila diterapkan dengan system barat yang sudah kita kenal selama ini. System kita menyebutkan bahwa harus ada pengajuan suku cadang yang rusak, lalu dianggarkan dan ditenderkan, baru dibeli bila sudah ada alokasi dana. Butuh waktu dan birokrasi, kita menyebutnya leadtime yang berlangsung sekitar dua tahun. Rusia mengenal direct maintenance system serta penyediaan apotek, semua suku cadang tinggal di ambil di apotek dan dibayar sesuai penggunaan, mudah disebut, tetapi sulit dijabarkan di lapangan.
Akibatnya saat ini, hanya karena kekurangan satu suku cadang yang bernama KBY (time delay unit 0.5 detik), ada pesawat sukhoi kita tidak layak terbang. Suku cadang seharga 5000 dollar AS sebesar kelingking baru pada tahap UP (Usulan Pemesanan), jadi masih butuh waktu dua tahun lagi. Kalau saja system apotek diberlakukan, besok pagi pesawat sukhoi sudah dalam status layak terbang lagi.
Persahabatan selama 60 tahun cukup waktu untuk memahami keduanya kalau kita ingat pepatah rusia yang menyatakan “Net Druga-ishi, a nashol-beregi” yang bermakna “tak kenal, maka tak saying”
bagus, emang kita harus melihat sejarah.
BalasHapus