Rabu, 14 Juli 2010

SAHABAT LAMA DI ERA BARU

60 tahun Indonesia Rusia

Hari itu, tahun 1955, bung karno berkunjung ke kota Leningrad (sekarang st Petersburg), Uni Soviet. Matanya tiba-tiba tertuju ke sebuah bangunan dengan kubah warna biru, berarsitek asia tengah. Bung karno mendesak untuk mampir. Ternyata, itu hanya sebuah gudang.

Lalu bung karno mendapat penjelasan lebih jauh bahwa sang gudang sejatinya adalah sebuah masjid indah. Tatkala komunis naik tahta, semua rumah ibadah ditutup, termasuk mesjid tersebut.

Ketika bung karno melanjutkan perjalanan ke kota moskwa, khruschev bertanya “apakah paduka menikmati kota Leningrad yang indah itu?” bung karno menjawab singkat “saya tidak melihat dan menikmati kota yang anda maksudkan itu”,”wah, kok bisa. Paduka, kan berada disana beberapa hari, dan kota itu dikenal dunia sebagai kota indah,” tutur khurschev lagi. “masalahnya, saya tidak menemukan masjid disana,” ujar bung karno.

Setelah bung karno kembali ke tanah air. Khurschev memerintahkan agar mesjid tersebut dibuka dan difungsikan kembali, hingga kini. Nama bung karno pun abadi disana.

Ini adalah sebuah sikap tegas, kejeniusan diplomasi, dan juga sebuah kedalaman persahabatan: Indonesia dan rusia, yang direfleksikan oleh bung karno dan Khrushchev. Di wisma Indonesia, maskwa, tahun 1961, bung Karno genap berusia 61 tahun. Di sana khruschev duduk berdampingan dengan bung karno, saling menyulut api untuk cerutu mereka.

Persahabatan ini telah melintasi rentang waktu, yang pada tahun 2010 kita peringati : 60 tahun hubungan diplomatic Indonesia-rusia.

Selama 60 tahun tersebut, bulan madu dinikmati antara tahun 1950an hingga pertengahan tahun 1960an. Angkatan bersenjata kita pada saat itu di lengkapi teknologi Uni Soviet, dan dikenal serta dihitung di asia. Malah, gelora bung karno yang kini masih tegak kokoh dijadikan kembaran stadion luzhniki di moskwa. Ribuan anak-anak bangsa dikirim untuk meraih ilmu pengetahuan di negeri beruang merah tersebut.

Pemberontakan PKI muncul, bulan madu terintrupsi. Selama lebih dari 30 tahun hubungan Indonesia rusia sangat dingin, tetapi tidak pernah putus. Lalu, uni soviet bubar, reformasi Indonesia muncul.

Eloknya, persahabatan dan persaudaraan kedua bangsa ini kembali mulai dirajut lagi. Pembelian alat-alat militer mulai lagi. Hubungan perdagangan kian meningkat. Jumlah turis Rusia ke Tanah air kian naik tiap tahun. Anak-anak muda rusia kini sangat antusias mempelajari kebudayaan dari bahasa Indonesia. Baik di berbagai perguruan tinggi di rusia maupun yang ikut pertukaran mahasiswa di Indonesia. Malah sudah ada yang mampu menari tarian berbagai jenis etnis di Indonesia dan menyanyi widuri. Mereka adalah generasi baru rusia yang mewakili zaman dan aspirasi baru.

Generasi tua rusia yang memahami kebudayaan dan bahasa Indonesia memang mulai perlahan surut karena usia yang kian senja. Tahun-tahun terakhir ini, sejumlah universitas kembali mengaktifkan dan membuka pusat studi Indonesia.

Dengan ini semua, kegetiran hubungan masa silam mulai coba dihilangkan. Syak wasangka dan kecurigaan masa lalu pelan-pelan dikebumikan. Fondasi jembatan untuk dilintasi ke masa depan mulai kini seharusnya dipancangkan. (Kompas, rabu, 3 Februari 2010)

1 komentar:

  1. Bung Karno memang seorang yang jenius..
    Rasa persahabatan dan pengertian antar bangsa yang mengagumkan...
    Semoga selalu ada persahabatan di dunia ini.

    BalasHapus